semut

Kamis, 30 Januari 2014

JENGKOL

    Pasti nggak asing dong, sama buah yang namanya jengkol ini?

Ada yang suka bingits, ada yang biasa aja sukanya, ada juga yang sama sekali enggak doyan.

Nah, di postingan kali ini nih, aku mau ngasih tau semuamuamuanya tentang JENGKOL ! 
Tertarik?
Let you see this =)

1. Jengkol, apaan tuh?


Bagi yang belom tau jengkol itu apa, nih tak kasih tau..
Jengkol-sering disebut Jering mempunyai nama latin Pithecollobium jiringa atau Pithecollobium labatum itu, merupakan tanaman khas wilayah Asia Tenggara yang digemari di Malaysia, Thailand, dan demikian juga di Indonesia.



Pohon jengkol tingginya dapat mencapai 10 hingga 26 meter loh. Buahnya berupa polong,  yang bentuknya gepeng dan berbelit. Saat ia sudah tua, bentuk polongan buahnya menjadi cembung dan di bagian yang mengandung biji, ukurannya membesar. Tiap polong dapat berisi 5-7 biji. Bijinya berkulit ari yang tipis dan berwarna cokelat mengilap.







2. Adakah kandungan gizi pada jengkol?

Kawan, ternyata jengkol itu bergizi loh.. Nggak percaya?
Hasil penelitian menunjukkan kalau jengkol itu kaya akan karbohidrat, protein, vitamin, fosfor, kalsium, alkaloid, minyak atsiri, steroid, glikosida, tanin, dan saponin. Yuk, kita cari tau, apa sih manfaat kandungan-kandungan itu?




1. Protein


Protein yang ada pada jengkol ternyata cukup tinggi loh, yaitu 23,3g dari 100g bahan. Bahkan, nilai protein nabati ini lebih tinggi dari makanan lain seperti kedelai dan kacang hijau. Protein akan mengganti sel-sel yang sudah rusak di tubuh kita, membentuk jaringan baru, berperan dalam sistem hormon, membentuk kecerdasan, dan lain-lain.





2. Zat Besi


Zat besi itu dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan hemoglobin yang fungsinya mengangkut oksigen dan karbondioksida. Oleh sebab itu, mineral ini sangat penting dalam pernafasan sel tubuh. Kalau seseorang kekurangan zat besi, maka pengangkut oksigen akan berkurang, sehingga tubuh menjadi lemah, lelah, letih, lesu, dan lunglai. Tau kan gejala 5L itu? Hati-hati loh, itu tanda-tanda anemia(kurang darah). Wah, jangan sampe deh yaa..



Nah, si jengkol mengandung 4,7g zat besi per 100g bahan. Jadi, kalau mau hidup kamu bergairah, makanlah jengkol.. hehe




3. Kalsium


Kandungan kalsium dalam jengkol adalah 140mg/100g bahan. Kalsium berperan untuk menjaga tulang dari pengeroposan. Karena kadar kalsiumnya besar, makanan ini baik dikonsumsi untuk ibu hamil dan menyusui.




4. Fosfor

Fosfor berperan dalam menjaga kesehatan tulang dan gigi serta untuk penyimpanan dan pengeluaran energi. Jumlah fosfor dalam jengkol sekitar 166,7mg/ 100g bahan. 



5. Vitamin

Jenis vitamin yang bisa ditemukan dalam jengkol antara lain vitamin A, B1, B2, dan C. 
Kandungan vitamin A pada jengkol sekitar 658mg/100g bahan. Vitamin A akan membantu menjaga kesehatan mata. 
Vitamin B2 akan membantu penyerapan protein, sedangkan vitamin B1menjaga kepekaan syaraf. Jengkol mengandung 80mg vitamin C tiap 100 gramnya. 
Vitamin C adalah antioksidan yang akan melawan radikal bebas dalam tubuh sekaligus penangkal virus dan bakteri. Selain itu vitamin C juga berperan dalam penyerapan zat besi. Jadi mengonsumsi jengkol bisa mengoptimalkan kadar hemoglodin darah karena mengandung zat besi sekaligus vitamin C.
Tuh kan, aku bilang juga apa.. Jengkol itu banyak gizinya kan? Jadi, jengkol bisa diperhitungkan juga buat makanan kamu sehari-hari. *kalo mau


3. Tapi, ada nggak kerugian mengonsumsi jengkol?

Ada juga sih.. Jangan sedih ya tapi.

Setelah diproses oleh pencernaan, jengkol menimbulkan bau yang tak sedap. Penyebab bau itu disebabkan oleh asam-asam amino yang ada di dalam biji jengkol. Asam amino itu didominasi oleh asam amino yang mengandung unsur Sulfur. Saat terdegradasi atau terpecah menjadi komponen yang lebih kecil, asam amino itu akan menghasilkan berbagai komponen flavor yang sangat bau, akibat pengaruh sulfur tersebut. Salah satu gas yang terbentuk dengan unsur itu adalah gas H2S yang termasyhur sangat bau.
Saat dicerna jengkol akan menyisakan zat yang namanya asam jengkolat (jencolid acid) lalu dibuang ke ginjal. Orang-orang menyebutnya jengkoleun atau jengkolan. 
Jengkolan terjadi saat asam jengkolat yang sulit larut dalam air akhirnya mengendap dalam ginjal, membentuk kristal padat yang mengakibatkan sulit membuang air seni. 
Jika pH darah kita netral, asam jengkolat sih aman-aman aja, tapi jika cenderung asam (pH kurang dari 7) asam jengkolat membentuk kristal tak larut.




4. Wah, yaudah deh.. Aku gajadi tertarik makan jengkol.. 

Eeits..! Tunggu dulu! Dengerin dulu penjelasanku. *cimihirr

Resiko terkena jengkolan ini tidak tergantung pada banyaknya jengkol yang dikonsumsi kok, melainkan sangat bergantung pada kerentanan tubuh seseorang. Orang yang rentan, hanya mengonsumsi sedikit jengkol saja dapat menyebabkan terjadinya jengkolan. Namun, belum jelas apa yang memengaruhi kerentanan seseorang terhadap asam jengkolat ini, diduga kuat akibat faktor genetik sama lingkungan.


5. Oh, okey. Tapi ngilangin bau-bau tadi gimana dong?

Ini niih.. cara-cara yang kutemukan setelah googling. Simak ya.

Rendam jengkol beberapa saat sebelum memasaknya. Lebih ampuh lagi kalo direndam pake arang atau kapur sirih. Bisa juga pake daun salam.


Jika ingin kandungan bau agak berkurang, memarkan jengkol setelah direbus setengah matang, dan rendam kembali agar kandungan bau berkurang.


Makan timun setelah Anda makan jengkol.


Banyak-banyak minum air putih.




Okee.. selesaii.. Are you dongs?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar