Ada yang suka bingits, ada yang biasa aja sukanya, ada juga yang sama sekali enggak doyan.
Nah, di postingan kali ini nih, aku mau ngasih tau semuamuamuanya tentang JENGKOL !
Tertarik?
Let you see this =)
1. Jengkol, apaan tuh?
Bagi yang belom tau jengkol itu apa, nih tak kasih tau..
Jengkol-sering disebut Jering mempunyai nama latin Pithecollobium jiringa atau
Pithecollobium labatum itu, merupakan tanaman khas
wilayah Asia Tenggara yang digemari di Malaysia, Thailand, dan demikian juga di Indonesia.
Pohon jengkol tingginya dapat mencapai 10 hingga 26 meter loh.
Buahnya berupa polong, yang bentuknya gepeng dan berbelit. Saat ia sudah tua, bentuk polongan buahnya menjadi cembung dan di bagian yang
mengandung biji, ukurannya membesar. Tiap polong dapat berisi 5-7 biji. Bijinya
berkulit ari yang tipis dan berwarna cokelat mengilap.
2. Adakah kandungan gizi pada jengkol?
Kawan, ternyata jengkol itu bergizi loh.. Nggak percaya?
Hasil penelitian menunjukkan kalau jengkol itu kaya akan karbohidrat,
protein, vitamin, fosfor, kalsium, alkaloid, minyak atsiri,
steroid, glikosida, tanin, dan saponin. Yuk, kita cari tau, apa sih manfaat kandungan-kandungan itu?
1. Protein
Protein yang ada pada jengkol ternyata cukup
tinggi loh, yaitu 23,3g dari 100g bahan. Bahkan, nilai protein nabati ini lebih tinggi dari
makanan lain seperti kedelai dan kacang hijau. Protein akan mengganti sel-sel
yang sudah rusak di tubuh kita, membentuk jaringan baru, berperan dalam sistem
hormon, membentuk kecerdasan, dan lain-lain.
2. Zat Besi
Zat besi itu dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan
hemoglobin yang fungsinya mengangkut oksigen dan karbondioksida. Oleh sebab
itu, mineral ini sangat penting dalam pernafasan sel tubuh. Kalau seseorang kekurangan zat besi, maka pengangkut oksigen akan berkurang, sehingga tubuh
menjadi lemah, lelah, letih, lesu, dan lunglai. Tau kan gejala 5L itu? Hati-hati loh, itu tanda-tanda anemia(kurang darah). Wah, jangan sampe deh yaa..
Nah, si jengkol mengandung 4,7g
zat besi per 100g bahan. Jadi, kalau mau hidup kamu bergairah, makanlah jengkol.. hehe
3. Kalsium
Kandungan kalsium dalam jengkol adalah 140mg/100g bahan. Kalsium berperan untuk menjaga tulang dari pengeroposan. Karena kadar kalsiumnya besar, makanan ini baik dikonsumsi untuk ibu
hamil dan menyusui.
4. Fosfor
Fosfor berperan dalam menjaga kesehatan tulang
dan gigi serta untuk penyimpanan dan pengeluaran energi. Jumlah fosfor dalam jengkol sekitar 166,7mg/ 100g bahan.
5. Vitamin
Jenis vitamin yang bisa ditemukan dalam jengkol antara
lain vitamin A, B1, B2, dan C.
Kandungan vitamin A pada jengkol sekitar
658mg/100g bahan. Vitamin A akan membantu menjaga kesehatan mata.
Vitamin B2
akan membantu penyerapan protein, sedangkan vitamin B1menjaga kepekaan syaraf.
Jengkol mengandung 80mg vitamin C tiap 100 gramnya.
Vitamin C adalah
antioksidan yang akan melawan radikal bebas dalam tubuh sekaligus penangkal
virus dan bakteri. Selain itu vitamin C juga berperan dalam penyerapan zat
besi. Jadi mengonsumsi jengkol bisa mengoptimalkan kadar hemoglodin darah
karena mengandung zat besi sekaligus vitamin C.
Tuh kan, aku bilang juga apa.. Jengkol itu banyak gizinya kan? Jadi, jengkol bisa diperhitungkan juga buat makanan kamu sehari-hari. *kalo mau
Tuh kan, aku bilang juga apa.. Jengkol itu banyak gizinya kan? Jadi, jengkol bisa diperhitungkan juga buat makanan kamu sehari-hari. *kalo mau
3. Tapi, ada nggak kerugian mengonsumsi jengkol?
Ada juga sih.. Jangan sedih ya tapi.
Setelah diproses oleh pencernaan, jengkol menimbulkan bau yang tak sedap. Penyebab bau itu disebabkan oleh asam-asam amino yang ada di dalam biji jengkol. Asam amino itu
didominasi oleh asam amino yang mengandung unsur Sulfur. Saat terdegradasi atau
terpecah menjadi komponen yang lebih kecil, asam amino itu akan
menghasilkan berbagai komponen flavor yang sangat bau, akibat pengaruh sulfur
tersebut. Salah satu gas yang terbentuk dengan unsur itu adalah gas H2S yang
termasyhur sangat bau.
Saat dicerna jengkol akan menyisakan zat yang namanya asam jengkolat
(jencolid acid) lalu dibuang ke ginjal. Orang-orang menyebutnya jengkoleun atau jengkolan.
Jengkolan terjadi saat asam
jengkolat yang sulit larut dalam air akhirnya mengendap dalam ginjal,
membentuk kristal padat yang mengakibatkan sulit membuang air seni.
Jika pH
darah kita netral, asam jengkolat sih aman-aman aja, tapi jika cenderung asam (pH
kurang dari 7) asam jengkolat membentuk kristal tak larut.
4. Wah, yaudah deh.. Aku gajadi tertarik makan jengkol..
Eeits..! Tunggu dulu! Dengerin dulu penjelasanku. *cimihirr
Eeits..! Tunggu dulu! Dengerin dulu penjelasanku. *cimihirr
Resiko terkena jengkolan ini tidak tergantung pada banyaknya jengkol
yang dikonsumsi kok, melainkan sangat bergantung pada kerentanan tubuh seseorang.
Orang yang rentan, hanya mengonsumsi sedikit jengkol saja dapat menyebabkan
terjadinya jengkolan. Namun, belum jelas apa yang memengaruhi kerentanan seseorang terhadap asam
jengkolat ini, diduga kuat akibat faktor genetik sama lingkungan.
5. Oh, okey. Tapi ngilangin bau-bau tadi gimana dong?
Ini niih.. cara-cara yang kutemukan setelah googling. Simak ya.
Rendam jengkol beberapa saat sebelum memasaknya. Lebih ampuh lagi kalo direndam pake arang atau kapur sirih. Bisa juga pake daun salam.
Jika ingin kandungan bau agak berkurang, memarkan jengkol setelah
direbus setengah matang, dan rendam kembali agar kandungan bau berkurang.
Makan timun setelah Anda makan jengkol.